Zul dan Anugerah dari Perpustakaan Abdurrasyid Dg Lurang datang ke RAKIT
Brukk.. Sebuah tanah amblas di depan perpus RAKIT. Motor pengunjung di atasnya ikut ambruk seketika. Kejadian itu terjadi dua hari sebelumnya. Tepat pada malam pukul sembilan. Sebelumnya, tiga pemuda sedang berbincang di halaman perpus rakit.
***
![]() |
Kiri ke kanan: Galang, Zul dan Anugerah. Foto | Agung |
Sore yang basah. Afzazul Rahman dan kawannya, Anugerah (mahasiswa Ilmu Perpustakaan) bertandang ke RAKIT, Gowa, 11 Februari 2025. Afzazul yang akrab disapa Zul adalah pegawai di salah satu perpustakaan masyarakat pertama yang terbesar di Gowa. Sejak 2015, Perpustakaan itu bekerjasama dengan Pemerintah di bawah naungan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan. Awalnya dikelola oleh Yayasan Karaeng Pattingalloang.
Dua hari sebelumnya, pengelola RAKIT, Galang berkunjung ke perpus itu. Ia datang bersama kawannya dari komunitas Gowa Book Party melaksanakan diskusi buku. Ada Elang, Ilmi, Muja, dan dua kawan lainnya yang ia lupa namanya.
Dari tempat itu, Galang mengingat kenangan saat masa SD sering bermain di halaman perpus itu. Ia juga masih ingat persis, kawannya saat itu menendang bola dengan kecepatan tinggi sampai bersentuhan dengan kaca perpus yang membuatnya retak seketika.
Cerita itu yang kembali diulang Galang saat Zul, temannya, berkunjung ke RAKIT. Zul sedang mencari potongan potongan kisah yang sempat terukir di Perpus itu. Entah ia ingin menulis opini, artikel populer atau penelitian. Yang jelas, selama kurang lebih dua tahun dia bekerja di Perpustakaan, ia masih pensaran dengan Perpus yang dibangun oleh Prof Ryaas Rasyid tersebut.
Nama Perpustakaannya diambil dari nama ayah Ryaas. Namanya Abdurrasyid Daeng Lurang. Atau yang digelari "Daengta". Semua orang yang pernah tinggal lama di Sungguminasa Gowa pasti kenal beliau.
Sebab dia adalah keturunan raja yang fokus pada jalur akademisi. Saat ini Prof Ryaas lebih aktif mengajar di beberapa kampus di Jawa seperti Universitas Brawijaya Malang. Ia juga merupakan Indoensian Politician. Setidaknya begitu yang diutarakan mesin pencari saat menuliskan namanya. Sebab ia pernah menjadi menteri otonom daerah pada masa Gusdur. Ia juga pernah menjadi Dewan Pertimbangan Presiden.
Perjalanan kariernya sungguh gemilang. Apalagi ia pernah menjadi rektor IPDN.
"Prof Ryaas Rasyid kaget ketika saya datang menemuinya, saat saya memperkenalkan diri sebagai Pustakawan," kisah Zul saat berkunjung di kediaman Prof Ryaas di Jl Balla Lompoa Sungguminasa beberapa bulan lalu.
Ia mengatakan, Prof Ryaas akhirnya bahagia saat ada pustakawan yang mengunjunginya. "Ini baru pertamakali saya didatangi oleh Pustakawan di sini," ujar Zul menirukan pernyataan Prof Ryaas.
Sebab, jika ingin ditelisik lebih jauh, Gedung Perpustakaan Abdurrasyid Dg Lurang merupakan karya besar literasi untuk masyarakat Sungguminasa dan sekitarnya. Prof Ryaas Rasyid pernah bersekolah di Amerika. Sepulang dari sekolah ia langsung mendirikan perpustakaan dengan model mirip perpustakaan di Amerika, yang dipenuhi ribuan buku.
Untuk Perpustakaan Abdurrasyid Dg Lurang sendiri, terdiri dari 3 lantai. Diisi dengan koleksi buku anak, koleksi buku langka, koran tua dan koleksi pribadi Prof Ryaas Rasyid yang berbahasa Inggris.
"Ada banyak koleksi terutama koleksi surat kabar langka dari Gedung Layanan Perpustakaan Provinsi Sulsel di Alauddin dipindahkan ke Perpus Abdurrasyid Dg Lurang," ujar Zul menjelaskan.
Sehingga, setiap peneliti, mahasiswa yang membutuhkan informasi berita tertentu di masa lampau dapat menemukan kliping korannya di Perpustakaan Abdurrasyid Dg Lurang.
(Berlanjut)
Comments
Post a Comment